Waspada Saham RS Mulai Kehabisan Bensin Awas Kena ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengelola rumah sakit (RS) bergerak beragam pada perdagangan pagi ini, Selasa (13/7/2021), setelah sempat diborong investor sejak dua pekan lalu saat kasus covid di Indonesia meningkat.
Penguatan saham-saham RS yang akhir-akhir ini melaju kencang tampaknya mulai kendur seiring para investor mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap saham-saham tersebut.
Ini dapat terlihat dari pembalikan arah indeks sektor kesehatan IDXHEALTH yang pada sekitar pukul 09.10 WIB memimpin 'klasemen' indeks sektoral dengan naik 3,29%, tetapi per 09.53 WIB merosot menjadi minus -0,60%.
Berikut pergerakan saham-saham pengelola RS, pukul 09.53 WIB:
Bundamedik (BMHS), saham +2,93%, ke Rp 1.055, transaksi Rp 227 M
Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), +1,47%, ke Rp 2.770, transaksi Rp 17 M
Siloam International Hospitals (SILO), +1,17%, ke Rp 10.850, transaksi Rp 3 M
Sarana Meditama Metropolitan (SAME), +0,73%, ke Rp 690, transaksi Rp 17 M
Metro Healthcare Indonesia (CARE), -0,57%, ke Rp 350, transaksi Rp 69 M
Medikaloka Hermina (HEAL), -1,61%, ke Rp 6.125, transaksi Rp 4 M
Royal Prima (PRIM), -6,67%, ke Rp 476, transaksi Rp 263 juta
Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), -6,96%, ke Rp 428, transaksi Rp 158 juta
Menurut data di atas, dari 8 saham emiten yang diamati, 4 saham menguat, sementara 4 saham melorot.
Saham emiten pengelola RSIA Bunda Jakarta, BMHS, memimpin penguatan dengan naik 2,93% ke Rp 1.055%. Pada pagi tadi, saham ini sempat melesat lebih dari 10%, tetapi seiring perdagangan berlangsung cenderung merosot.
Dengan ini, saham yang baru melantai (listing) di bursa pada Selasa (6/7) pekan lalu ini sudah 'terbang' 146,28% dalam sepekan, dengan 4 kali menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25%.
Nilai transaksi saham BMHS sangat ramai pada pagi ini, mencapai Rp 227,0 miliar, menjadikan saham ini sebagai saham dengan nilai transaksi tertinggi di bursa.
Di posisi kedua ada saham pemilik RS Mitra Keluarga, MIKA, yang naik 1,47%, melanjutkan penguatan pada 2 perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan saham MIKA naik 1,82%, sementara dalam sebulan terapresiasi 11,55%.
Sementara, saham pengelola RS Royal Prima, PRIM, dan pemilik RS Mayapada, SRAJ, sama-sama anjlok hingga menyentuh auto rejection bawah (ARB) masing-masing 6,67% dan 6,96%. Para investor tampaknya masih melakukan aksi ambil untung terhadap saham ini.
Kenaikan saham-saham RS akhir-akhir ini terjadi di tengah lonjakan kasus harian Covid-19 yang seringkali mencatatkan rekor dalam sebulan belakangan.
Diberitakan sebelumnya, pada Senin (12/7), ada lebih dari 40.000 penambahan pasien Covid-19 dalam satu hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kemarin bertambah 40.427 kasus baru Covid-19 sehingga totalnya menembus 2,567 juta orang.
Jumlah ini menjadi rekor tertinggi dibandingkan penambahan sebelumnya yang masih di kisaran 30 ribuan per hari. Hal ini pun membuat pasien yang membutuhkan perawatan semakin meningkat.
Kabar baiknya ada 34.754 orang yang sembuh pada hari ini, sehingga total pasien yang sembuh menjadi 2,119 juta orang. Sayangnya kasus kematian pun masih terus bertambah, hari ini jumlah orang yang meninggal bertambah 891 orang. Penambahan ini membuat total kasus meninggal akibat Covid-19 mencapai 67.355 orang.
Saat ini jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan mencapai 380.797 orang. Hal ini mengkhawatirkan di tengah rumah sakit yang sedang kewalahan menangani pasien Covid-19 yang melonjak. Adapun tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio di RS mencapai 77% secara nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Sumber: www.cnbcindonesia.com
0 Response to "Waspada Saham RS Mulai Kehabisan Bensin Awas Kena ARB"
Post a Comment