Jakpro desain bangunan JIS dari filosofi ikat kepala Betawi
"Ikat kepala khas Betawi itu bentuknya kain melingkar dan unik. Kami transformasikan dalam desain bangunan utama stadion, berupa kubah, seperti mangkok yang tidak terputus dan bentuk dasar lingkaran," kata Arry Wibowo dalam siaran langsung pada akun Instagramnya, di Jakarta, Minggu malam.
Menurut Arry Wibowo, sedangkan bagian depan bangunan yang ada lubang-lubang kecil diinspirasi dari ornamen Betawi gigi balang. "Kalau sering melihat ornamen Betawi gigi balang. Itu kami ambil untuk bagian dari perforasi fasad," katanya.
Arry menjelaskan, bagian muka bangunan atau fasad JIS akan memiliki perforasi yang dari jauh tampak membentuk seperti corak harimau. "Lubang-lubang itu juga stilasi dari filosofi ornamen gigi balang," katanya.
Baca juga: WIKA ungkap JIS akan jadi stadion berteknologi tinggi
Namun, penggunaan lubang-lubang kecil atau perforasi pada desain JIS tak sekadar untuk estetika saja, tapi juga untuk memudahkan sirkulasi udara ke dalam bangunan stadion.
"Ini untuk pemenuhan green building, karena 50 persen dari komponen ini akan mengalirkan udara secara alami. Jadi udara akan masuk untuk mendinginkan, khususnya untuk area tribun," kata Arry.
Menurut dia, ornamen gigi balang akan diterapkan juga pada jalur penghubung atau akses pedestrian di sisi barat dan timur JIS dan beberapa desain plafon pada bagian dalam bangunan, seperti di ruangan media dan ruang konferensi pers.
"Di plafonnya, akan ada ornamen menyerupai gigi balang yang akan kami transformasikan dalam konsep interior," katanya. Menurut dia, semangatnya karena bangunan didirikan di Jakarta, maka desainnya ditransformasikan dari budaya lokal yaitu budaya Betawi. "Kami lakukan adopsi di bangunan JIS," kata Arry.
Baca juga: JIS jadi babak baru sejarah persepakbolaan Jakarta di masa mendatang
Baca juga: Jakpro terima tiga rekor MURI terkait Jakarta International Stadium
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Riza Harahap
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 Response to "Jakpro desain bangunan JIS dari filosofi ikat kepala Betawi"
Post a Comment