AWS Hasil Inovasi Tim BMKG Staklim Yogyakarta Bantu Prediksi Cuaca Lebih Mudah

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Staklim BMKG) Yogyakarta melaksanakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Kapanewon Playen, Gunungkidul pada Kamis (11/11/2021). Bersamaan dengan itu, Ekspose SLI pun turut digelar.
Salah satu benda yang menarik perhatian tampil di sudut halaman. Berbentuk kotak biasa dari luar, namun begitu dibuka penuh dengan berbagai peralatan canggih.
Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas menjelaskan benda tersebut merupakan hasil inovasi seluruh pegawai.
Baca juga: Polres dan Kodim Klaten Gelar Vaksin Covid-19 Dosis Kedua bagi Siswa SMP
"Ini namanya Automatic Weather System (AWS), untuk membaca perkiraan kondisi cuaca," jelas Reni.
Berbeda dengan AWS pada umumnya, hasil inovasi Tim Staklim BMKG Yogyakarta ini bersifat portabel. Alhasil, proses merangkai hingga pemasangannya pun terbilang mudah dan bisa di mana saja.
Menurut Reni, AWS portabel memiliki instrumen lengkap. Mulai dari pengukur curah hujan, pengukur suhu, hingga alat yang membaca arah dan kecepatan angin.
"Seluruh instrumen ini bekerja otomatis, bisa dipasang dan dibawa ke mana pun dengan mudah," ujarnya.
Reni menjelaskan inovasi ini dibuat guna mendukung para peserta hingga alumni SLI. Sebab sebagian besar di antaranya berprofesi sebagai petani, yang mana sangat bergantung pada kondisi cuaca dam iklim.
Apalagi alat tersebut juga mudah diaplikasikan. Nantinya, AWS portabel ini bisa dipasang di lokasi yang diinginkan, seperti area pertanian atau perkebunan milik warga.
"Nanti bisa langsung mengukur kondisi hingga perkiraan cuaca di sekitarnya," kata Reni.
Ia juga mengatakan terwujudnya inovasi tersebut tak lepas dari dukungan banyak pihak. Salah satunya dari Bank Indonesia, yang telah menjadi mitra untuk program SLI sejak 2020 lalu.
Baca juga: Jumlah Penerima Jaminan Pendidikan Daerah Covid-19 di Kota Yogyakarta Bertambah Jadi 159 Orang
Ekspose SLI sendiri merupakan pameran dari hasil kegiatan SLI bersama para petani. Pada pertemuan kali ini, para peserta yang seluruhnya petani mengemukakan kesannya selama mengikuti program Staklim BMKG tersebut.
Amijo, petani asal Playen menuturkan pengalamannya selama mengikuti SLI sangatlah berharga. Pasalnya, ia banyak mendapatkan ilmu baru dalam memahami kondisi cuaca dan iklim.
"Kalau dulu, kami bergantung dengan ilmu titen, membaca tanda-tanda alam sebelum menabur benih. Berkat SLI, pemahaman kami tentang kondisi cuaca jadi lebih baik," ujarnya. (alx)
0 Response to "AWS Hasil Inovasi Tim BMKG Staklim Yogyakarta Bantu Prediksi Cuaca Lebih Mudah"
Post a Comment