Rumah Cut Nyak Dien

  • Informasi Awal

  • TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rumah Cut Nyak Dien adalah sebuah bangunan berupa rumah panggung yang merupakan pemberian Belanda kepada Teuku Umar.

    Bangunan ini berlokasi di Desa Lampisang kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.

    Bangunan dengan ukuran 25 x 17 meter yang berada di Desa Lampisang ini merupakan replika dari bangunan asli yang dibakar oleh Belanda pada 1896 kemudian kembali dibangun pada tahun 1987.

    Saat ini rumah Cut Nyak Dien telah ditetapkan sebagai sasana budaya. (1)

    Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Cut Nyak Dien

    Baca: Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan)

    Cut Nyak Dien Cut Nyak Dien (pukultujuh.com)

    Rumah Cut Nyak Dhien berupa rumah panggung khas Aceh yang beratap rumbia dan disangga oleh 65 tiang kayu ulin, atau dalam bahasa Aceh disebut kayu semantok.

    Kayu ulin yang digunakan pun merupakan kayu ulin merah yang berkualitas tinggi.

    Bangunan ini dianggap sangat kokoh terbukti pada saat Aceh diguncang gempa dan diterjang tsunami pada tahun 2004.

    Kala itu, tidak ada bagian bangunan yang rusak, bahkan rumah tersebut menjadi tempat perlindungan bagi masyarakat sekitar. (2)

    Baca: Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta

    Baca: Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka

    Ketika memasuki bagunan, pengunjung diajak masuk ke dalam ruangan lapang yang dulunya digunakan sebagai ruangan berkumpul untuk menyusun strategi melawan Belanda.

    Di ruangan ini terdapat foto-foto perjuangan rakyat Aceh yang berjajar rapih.

    Apabila dilihat secara saksama, pada salah satu foto terdapat wajah asli Cut Nyak Dhien ketika berada di pengasingan di Sumedang, Jawa Barat.

    Keunikan dari Rumah Cut Nyak Dhien ini ialah letak dua kamar dayang-dayang yang justru berada di sisi depan rumah, sementara kamar Cut Nyak Dhien sendiri letaknya berada di sisi belakang.

    Hal ini sebagai bagian dari strategi perlawanan, agar apabila Belanda sewaktu-waktu menyerang rumah ini, mereka terkecoh dengan mendatangi kamar yang berada di depan terlebih dahulu, sehingga Cut Nyak Dhien mempunyai waktu untuk meloloskan diri dan menyiapkan perlawanan.

    Pada ruangan lainnya, pengunjung dapat menemukan koleksi senjata tradisional Aceh yang digunakan untuk berperang, ada juga sumur yang merupakan satu-satunya peninggalan asli.

    Sumur tersebut sengaja dibangun setinggi dua meter sebagai upaya pencegahan agar Belanda tidak dapat meracuni air di dalamnya. (2)

    Baca: Rasuna Said

    Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Teuku Umar

    [embedded content]

    (TribunnewsWiki.com/Septiarani)

    0 Response to "Rumah Cut Nyak Dien"

    Post a Comment